Saya adalah seorang mahasiswa suatu
universitas di suatu kota. Kota ini pernah menjadi tempat peralihan Ibukota
Indonesia pada masa penjajahan. Kota ini bisa dikatakan salah satu kota besar
di Indonesia dan mendapat sebutan Kota
Pelajar. Namun saya berasal dari sebuah kota kecil yang damai dan jauh dari
keramaian layaknya kota-kota besar. Saya adalah anak pertama dari tiga
bersaudara. Saya berasal dari sebuah keluarga yang sederhana namun berkecukupan.
Saya mempunyai sebuah pengalaman hidup yang
menurut saya mempunyai banyak manfaat dan merubah hidup saya seperti saat ini.
Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya masih duduk di sekolah menengah
pertama di kota asal saya. Saat itu saya masih duduk di kelas delapan SMP.
Pengalaman ini saya dapatkan bersama teman-teman ketika kami mengikuti ekstra
kulikuler Pramuka. Regu kami bernama regu Laba-Laba dan bisa dikatakan regu
yang paling baik diantara regu-regu yang lain. Selain karena kemampuan dari
masing-masing individu yang bervariasi dalam menguasai materi Pramuka, kami
merupakan regu yang asyik pada saat santai. Anggota regu kami mempunyai sifat
yang humoris dan ceria. Oleh karena itu kakak-kakak pembina kami lebih dekat
dengan regu kami daripada dengan regu yang lainnya. Pada waktu itu kami sedang
mengikuti kegiatan pengujian materi dalam SKU, tiba-tiba seorang pembina
memberikan sebuah informasi tentang adanya sebuah lomba Pramuka antar sekolah
atau bisa disebut LT 2. Lomba itu akan diikuti oleh semua sekolah SMP dan
sederajat untuk mencari yang terbaik untuk mewakili kota asal saya di tingkat
yang lebih tinggi. Semua anggota dari berbagai regu yang mengikuti ujian SKU
pada hari itu diharapkan agar bisa menunjukkan kemampuan terbaik dan akan diambil
10 orang terbaik untuk mewakili sekolah kami. Saya dan teman-teman berusaha
menunjukkan kemampuan terbaik agar bisa lolos seleksi untuk mewakili sekolah
kami. Hari pengumuman seleksi pun tiba, hal yang tidak diduga pun terjadi,
tanpa kami sadari yang lolos seleksi adalah semua anggota regu kami. Hal itu
sama saja kami tidak mengikuti seleksi karena yang lolos semuanya berasal dari
regu kami.
Persiapan demi persiapan pun dilakukan agar
kami bisa tampil sebagai pemenang dalam LT 2 tersebut. Hari lomba pun tiba,
semua perlengkapan pun dipersiapkan untuk dibawa ke tempat perlombaan.
Sesampainya di tempat perlombaan, semua peserta diperintahkan untuk membangun
tenda masing-masing. Saya dan teman-teman satu regu bersemangat mendirikan
tenda. Kerja sama regu kami bisa dikatakan baik karena sebelumnya kami semua
merupakan satu regu. Setelah selesai mendirikan tenda kami bersiap untuk
mengikuti upacara pembukaan lomba tersebut. Disana kami bertemu dengan
regu-regu dari sekolah lain. Kami berkumpul dalam suasana gembira walupun kami
harus bersaing untuk menjadi regu terbaik dan mewakili kota kami di tingkat
yang lebih tinggi. Selesai upacara kami bersiap membuat makan malam. Saya
bertugas mencari kayu bakar, teman yang lain menyiapkan bahan masakan dan ada
pula yang merapikan tenda. Suasana makan malam saat itu sungguh nikmat sekali.
Makan bersama teman-teman dibawah cahaya bulan dan bintang. Kemudian kami
bersiap istirahat karena keesokan harinya kami akan mengikuti kegiatan yang
padat.
Pada hari pertama kegiatan kami adalah
perlombaan. Lomba yang diadakan adalah pengujian SKU dan keterampilan anggota.
Regu kami dibagi menurut kemampuan
masing-masing untuk mengikuti perlombaan yang diadakan dan yang lain
tetap berjaga ditenda. Saya mendapat tugas mengikuti lomba membuat dragbar
bersama dua teman yang lain. Hasil kerja kami cukup memuaskan dan bisa dibilang
baik. Lomba yang lain masih berlangsung hingga sore hari.
Pada hari kedua kegiatannya adalah jelajah
alam. Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling ditunggu karena menarik dan
merupakan sarana untuk menunjukkan kekompakan regu. Rute jelajah saat itu
memang menarik. Kami melewati bermacam-macam keadaan seperti pemukiman warga,
persawahan, pegunungan, dan pantai. Kekompakan regu saat diutamakan agar bisa
melewati semua ujian yang diadakan di detiap pos pemberhentian. Kami juga harus
menjaga sikap saat berada di tempat penjelajahan. Ketika berada di pemukiman
warga kami harus bisa menjaga sikap agar warga di pemukiman tersebut tidak
merasa terganggu dengan keberadaan kami. Begitu juga di tempat-tempat lainnya,
ketika berada di daerah pegunungan kami harus bisa bergotong-royong melewati
jalan yang bermacam-macam. Banyak rintangan seperti jalan menanjak, daerah
berlumpur, melewati jalan setapak, dan masih banyak lagi lainnya. Tidak jarang
juga kami harus menolong anggota regu lain yang mengalami kesulitan. Ketika
sampai di daerah pantai semua anggota diharuskan melewati rintangan Flying Fox untuk bisa meneruskan
perjalanan. Kerja sama regu sangat diperlukan untuk memasang perlengkapan.
Setelah melewati rintangan ini semua peserta mencapai tujuan akhir dan kembali
ke tenda masing-masing untuk beristirahat. Pada malam harinya adalah malam
keakraban. Semua peserta berkumpul dan menyalakan api unggun. Pada malam itu
suasana kekeluargaan sangat terasa. Selain itu setiap regu menampilkan satu
penampilan seni di atas panggung. Saya dan regu saya menampilkan sebuah
pertunjukkan seni menggunakan alat musik sederhana dan seadanya.
Hari ketiga adalah hari terakhir kami
mengikuti lomba tersebut. Acara hari itu
hanya upacara penutupan dan diteruskan dengan pembongkaran tenda masing-masing.
Setelah semua kegiatan selesai kami bersiap kembali ke sekolah. Namun kami
merasa sedikit sedih dan kecewa ketika diumukan hasil penilaian lomba tingkatan
2 tersebut. Regu kami tidak berhasil menjadi juara dalam lomba tersebut dan
hanya menjadi juara ke tiga sehingga regu kami tidak bisa mewakili kota kami
untuk mengikuti lomba di tingkat selanjutnya.
Walaupun kami tidak menang dalam perlombaan
tersebut, kami mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang tidak ternilai. Kami
belajar untuk bisa hidup mandiri dan jauh dari orang tua kami. Selain itu kami
juga bisa lebih menghargai pertemanan dan rasa persaudaraan. Bagi saya
pengalaman tersebut sangat berharga. Pengalaman tersebut tidak hanya
mengajarkan kemandirian kepada saya, namun juga memunculkan rasa kekeluargaan
diantara sesama yang dalam masalah ini adalah peserta lomba yang lain.
Pengalaman itulah yang membuat saya berubah dan menjadi lebih peka terhadap
orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar