Welcome to KID'Z Land

Kamis, 12 Januari 2012

Persaingan Berbuah Rasa Kekeluargaan


Saya adalah seorang mahasiswa suatu universitas di suatu kota. Kota ini pernah menjadi tempat peralihan Ibukota Indonesia pada masa penjajahan. Kota ini bisa dikatakan salah satu kota besar di Indonesia dan mendapat sebutan Kota Pelajar. Namun saya berasal dari sebuah kota kecil yang damai dan jauh dari keramaian layaknya kota-kota besar. Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Saya berasal dari sebuah keluarga yang sederhana namun berkecukupan.
Saya mempunyai sebuah pengalaman hidup yang menurut saya mempunyai banyak manfaat dan merubah hidup saya seperti saat ini. Pengalaman ini saya dapatkan ketika saya masih duduk di sekolah menengah pertama di kota asal saya. Saat itu saya masih duduk di kelas delapan SMP. Pengalaman ini saya dapatkan bersama teman-teman ketika kami mengikuti ekstra kulikuler Pramuka. Regu kami bernama regu Laba-Laba dan bisa dikatakan regu yang paling baik diantara regu-regu yang lain. Selain karena kemampuan dari masing-masing individu yang bervariasi dalam menguasai materi Pramuka, kami merupakan regu yang asyik pada saat santai. Anggota regu kami mempunyai sifat yang humoris dan ceria. Oleh karena itu kakak-kakak pembina kami lebih dekat dengan regu kami daripada dengan regu yang lainnya. Pada waktu itu kami sedang mengikuti kegiatan pengujian materi dalam SKU, tiba-tiba seorang pembina memberikan sebuah informasi tentang adanya sebuah lomba Pramuka antar sekolah atau bisa disebut LT 2. Lomba itu akan diikuti oleh semua sekolah SMP dan sederajat untuk mencari yang terbaik untuk mewakili kota asal saya di tingkat yang lebih tinggi. Semua anggota dari berbagai regu yang mengikuti ujian SKU pada hari itu diharapkan agar bisa menunjukkan kemampuan terbaik dan akan diambil 10 orang terbaik untuk mewakili sekolah kami. Saya dan teman-teman berusaha menunjukkan kemampuan terbaik agar bisa lolos seleksi untuk mewakili sekolah kami. Hari pengumuman seleksi pun tiba, hal yang tidak diduga pun terjadi, tanpa kami sadari yang lolos seleksi adalah semua anggota regu kami. Hal itu sama saja kami tidak mengikuti seleksi karena yang lolos semuanya berasal dari regu kami.

Persiapan demi persiapan pun dilakukan agar kami bisa tampil sebagai pemenang dalam LT 2 tersebut. Hari lomba pun tiba, semua perlengkapan pun dipersiapkan untuk dibawa ke tempat perlombaan. Sesampainya di tempat perlombaan, semua peserta diperintahkan untuk membangun tenda masing-masing. Saya dan teman-teman satu regu bersemangat mendirikan tenda. Kerja sama regu kami bisa dikatakan baik karena sebelumnya kami semua merupakan satu regu. Setelah selesai mendirikan tenda kami bersiap untuk mengikuti upacara pembukaan lomba tersebut. Disana kami bertemu dengan regu-regu dari sekolah lain. Kami berkumpul dalam suasana gembira walupun kami harus bersaing untuk menjadi regu terbaik dan mewakili kota kami di tingkat yang lebih tinggi. Selesai upacara kami bersiap membuat makan malam. Saya bertugas mencari kayu bakar, teman yang lain menyiapkan bahan masakan dan ada pula yang merapikan tenda. Suasana makan malam saat itu sungguh nikmat sekali. Makan bersama teman-teman dibawah cahaya bulan dan bintang. Kemudian kami bersiap istirahat karena keesokan harinya kami akan mengikuti kegiatan yang padat.
Pada hari pertama kegiatan kami adalah perlombaan. Lomba yang diadakan adalah pengujian SKU dan keterampilan anggota. Regu kami dibagi menurut kemampuan  masing-masing untuk mengikuti perlombaan yang diadakan dan yang lain tetap berjaga ditenda. Saya mendapat tugas mengikuti lomba membuat dragbar bersama dua teman yang lain. Hasil kerja kami cukup memuaskan dan bisa dibilang baik. Lomba yang lain masih berlangsung hingga sore hari.
Pada hari kedua kegiatannya adalah jelajah alam. Kegiatan ini adalah kegiatan yang paling ditunggu karena menarik dan merupakan sarana untuk menunjukkan kekompakan regu. Rute jelajah saat itu memang menarik. Kami melewati bermacam-macam keadaan seperti pemukiman warga, persawahan, pegunungan, dan pantai. Kekompakan regu saat diutamakan agar bisa melewati semua ujian yang diadakan di detiap pos pemberhentian. Kami juga harus menjaga sikap saat berada di tempat penjelajahan. Ketika berada di pemukiman warga kami harus bisa menjaga sikap agar warga di pemukiman tersebut tidak merasa terganggu dengan keberadaan kami. Begitu juga di tempat-tempat lainnya, ketika berada di daerah pegunungan kami harus bisa bergotong-royong melewati jalan yang bermacam-macam. Banyak rintangan seperti jalan menanjak, daerah berlumpur, melewati jalan setapak, dan masih banyak lagi lainnya. Tidak jarang juga kami harus menolong anggota regu lain yang mengalami kesulitan. Ketika sampai di daerah pantai semua anggota diharuskan melewati rintangan Flying Fox untuk bisa meneruskan perjalanan. Kerja sama regu sangat diperlukan untuk memasang perlengkapan. Setelah melewati rintangan ini semua peserta mencapai tujuan akhir dan kembali ke tenda masing-masing untuk beristirahat. Pada malam harinya adalah malam keakraban. Semua peserta berkumpul dan menyalakan api unggun. Pada malam itu suasana kekeluargaan sangat terasa. Selain itu setiap regu menampilkan satu penampilan seni di atas panggung. Saya dan regu saya menampilkan sebuah pertunjukkan seni menggunakan alat musik sederhana dan seadanya.
Hari ketiga adalah hari terakhir kami mengikuti lomba tersebut.  Acara hari itu hanya upacara penutupan dan diteruskan dengan pembongkaran tenda masing-masing. Setelah semua kegiatan selesai kami bersiap kembali ke sekolah. Namun kami merasa sedikit sedih dan kecewa ketika diumukan hasil penilaian lomba tingkatan 2 tersebut. Regu kami tidak berhasil menjadi juara dalam lomba tersebut dan hanya menjadi juara ke tiga sehingga regu kami tidak bisa mewakili kota kami untuk mengikuti lomba di tingkat selanjutnya.
Walaupun kami tidak menang dalam perlombaan tersebut, kami mendapatkan pengalaman dan pelajaran yang tidak ternilai. Kami belajar untuk bisa hidup mandiri dan jauh dari orang tua kami. Selain itu kami juga bisa lebih menghargai pertemanan dan rasa persaudaraan. Bagi saya pengalaman tersebut sangat berharga. Pengalaman tersebut tidak hanya mengajarkan kemandirian kepada saya, namun juga memunculkan rasa kekeluargaan diantara sesama yang dalam masalah ini adalah peserta lomba yang lain. Pengalaman itulah yang membuat saya berubah dan menjadi lebih peka terhadap orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flame