KEBUTUHAN
PENGGUNA TERHADAP LAYANAN MULTIMEDIA CORNER DI PERPUSTAKAAN
( Bangkit Pradanaatmaja - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pada dasarnya manusia
merupakan makhluk sosial. Untuk terus bertahan hidup manusia membutuhkan
komunikasi dengan sesama sebagai alat penyampaian pendapat, ide, dan gagasan
dari masing-masing individu. Selain komunikasi, manusia juga membutuhkan
informasi sebagai sarana pelengkap ilmu pengetahuan.Untuk menemukan informasi
kita dapat melakukan beberapa cara dan menggunakan berbagai layanan.
Pada jaman dahulu
perpustakaan merupakan sebuah tempat yang menyeramkan sehingga jarang
dikunjungi oleh orang. Kebanyakan dari mereka berpikir perpustakaan tempat yang
membosankan dan sangatlah rumit aturannya. Mencari informasi pun sangat sulit
karena terkekang aturan-aturan yang rumit tersebut. Namun seiring perkembangan
jaman, teknologi juga ikut berkembang dengan pesat. Tidak dapat dipungkiri efek
tersebut juga berpengaruh terhadap keberadaan perpustakaan sebagai pusat
pencarian informasi.
Perkembangan teknologi
yang pesat tersebut dipengaruhi oleh satu hal, yaitu internet. Keberadaan
internet sangatlah membantu memenuhi kebutuhan manusia akan informasi karena
fungsi internet sebagai pangkalan data menyediakan banyak situs-situs, data-data,
dan informasi dalam jumlah yang tidak terbatas. Sudah tentu hal ini mematikan
fungsi dari perpustakaan sendiri sebagai pusat informasi karena aturan yang
dianggap mengekang kebebasan dari pengguna sendiri.
Dengan adanya itu semua
maka perpustakaan haruslah melakukan revolusi agar tidak hilang dan tetap eksis
sebagai pusat pencarian informasi. Keberadaan perpustakaan akan tetap diakui
jika adanya perubahan dari semua segi. Misalnya dengan adanya multimedia corner
yang bisa memuaskan kebutuhan pengguna akan layanan multimedia. Layanan ini
dikhususkan untuk bahan-bahan multimedia yang dibutuhkan oleh para pengguna.
Untuk itulah evaluasi
kebutuhan pengguna terhadap layanan multimedia sangatlah penting untuk lebih
tahu sejauh mana pentingnya layanan tersebut di mata para pengguna agar
perpustakaan tetap dipercaya sebagai pusat pencarian informasi yang tepat dan
akurat.
B.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang di
atas, maka beberapa masalah muncul dan dirumuskan sebagai berikut :
1.
Apa
yang dimaksud dengan layanan multimedia dan bagaimana perannya?
2.
Bagaimana
kebutuhan pengguna terhadap ketersediaan layanan multimedia?
3.
Bagaimana
mengatur strategi pelayanan multimedia yang sesuai dengan kebutuhan pengguna?
C.
Tujuan Penulisan
Dengan adanya penulisan
ini bertujuan untuk :
1.
Mengetahui
perkembangan paradigma perpustakaan dan ruang lingkup layanan Multimedia Corner
di Perpustakaan.
2.
Mengetahui
kebutuhan pengguna terkait layanan multimedia.
3.
Memaparkan
Srategi pelayanan multimedia yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Paradigma
Perpustakaan Dan Peran Layanan Multimedia
Menurut Sutarno NS
(2008 : 164), “Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola koleksi dan
informasi untuk dipergunakan masyarakat pemakai”. Sedangkan Yusup
mendefinisikan perpustakaan sebagai tempat terkumpulnya sumber informasi
terekam yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan secara
berulang bagi generasi yang akan datang (1999 : 28).
Lalu dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1
ayat 1 menyebutkan bahwa “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya
tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang
baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi,
dan rekreasi bagi para pemustaka”.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan
bahwa perpustakaan merupakan penyedia jasa dan layanan Informasi yang memiliki
konsep manajemen dan strategi pengolahan serta pembublikasian Informasi yang
jelas dengan tujuan mencapai atau memenuhi kebutuhan pengguna Informasi. Pada
era dulu perpustakaan hanya melengkapi
fungsinya terhadap ketersediaan koleksi dan kebutuhan pengguna secara terbatas
serta terpaku pada koleksi-koleksi yang tersedia.
Seiring dengan berkembangnya tehnologi dan Ilmu
Pengetahuan, maka perpustakaan mulai menambah produknya menjadi beberapa sub
fungsi. Perkembangan ini meliputi produk layanan dan beberapa program
perpustakaan. Dengan adanya perkembangan produk layanan dan program membuatn
perpustakaan meningkatkan sistem kerjanya. Sehingga tidak hanya berpusat
terhadap keterbatasan koleksi saja namun justru berpusat pada kebutuhan pengguna
akan Informasi yang ada. Perubahan inilah yang melahirkan layanan terbaru
perpustakaan yang sekarang masih jarang digunakan perpustakaan lain dalam
tujuan meningkatkan eksistensi perpustakaannya sendiri. Layanan tersebut adalah
berupa Layanan Multimedia Corner.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia secara Umum
Media berarti suatu alat, perantara atau penghubung. Sesuai dengan namanya “multimedia”
dapat diterjemahkan secara singkat yakni lebih dari satu alat / banyak
alat. Alat atau media yang digunakan tersebut yang akan dipilih nantinya untuk
dapat bekerja dengan media lain dalam satu kesatuan yang harmonis.
Dengan kata lain, pelayanan multimedia yang
diberikan oleh perpustakaan dapat diartikan sebagai sebuah layanan khusus yang
didalamnya memuat beberapa media pemenuh kebutuhan Informasi. Media yang
dimaksud disini adalah media yang pada umumnya memang diberikan oleh
perpustakaan kepada pengguna yakni berupa koleksi, ketersediaan alat multimedia
dan pelayanan lain dari pustakawan yang bertugas di pelayanan multimedia.
Ditinjau dari segi Koleksi serta ditinjau dari
tulisan Leni Ida Rotua yang menyebutkan bahwa : Multimedia adalah penggunaan
komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan
video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat
melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Maka Layanan
Multimedia memiliki beragam jenis koleksi. Secara garis besar koleksi tersebut
tergolong menjadi :
a. Rekaman
suara, yaitu
bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk
koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa Inggris yang dikombinasikan
dengan pita kaset.
b. Gambar
hidup dan rekaman video,
yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain
yang bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan
pemakai, dalam hal ini bagaimana mencari bahan pustaka di perpustakaan.
c. Bahan
grafika, ada dua
tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya
lukisan, bagan, foto, gambar teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat
dengan bantuan alat (misalnya slide, transparasi, dan filmstrip)
d. Bahan
kartografi,
yang termasuk ke dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara dan
sebagainya.
Selain koleksi layanan yang diberikan dalam Layanan
Multimedia bisa berupa beberapa alat/media pendukung penelusuran Informasi.
Beberapa sarana yang dapat diwujudkan tidak lain adalah adanya seperangkat
Komputer yang terhubung dengan jaringan. Hal ini diperlukan karena dengan
adanya sarana Komputer yang sudah terhubung dengan jaringan maka pengguna dapat
menunjang penelusuran Informasi terhadap koleksi. Komputer tersebut juga dapat
digunakan sebagai sarana temu kembali Informasi yang sudah ada. Dengan adanya
komputer yang sudah terhubung baik dengan Jaringan maka hal ini tidak akan
melemahkan fungsi perpustakaan dalam menunjang penelusuran informasi berlanjut
terhadap koleksi yang tersedia.
Selain itu adanya media lain seperti ruang multimedia.
Ruang multimedia disini diartikan sebagai auditorium khusus yang digunakan
untuk melihat secara berlanjut dari koleksi multimedia yang tidak dapat dilihat
dengan kasat mata. Seperti contohnya Mikrofilm, Film Dokumenter, Animasi
Digital, dan bahan rujukan berbasis multimedia lain yang memerlukan media lain
dalam meninjaunya.
B.
Kebutuhan
Pengguna Terkait Pelayanan Multimedia
Psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang
mempelajari gejala kejiwaan, sehingga psikologi awal mulanya adalah pengetahuan
tentang jiwa manusia. Dalam kajian ini, psikologi diartikan sebagai segala hal
yang mencakup tentang keadaan jiwa dan perilaku seseorang. Seseorang dalam
kajian ini dikhususkan kepada pengguna layanan di Perpustakaan atau disebut
dengan pemustaka. Pada mulanya pemustaka adalah orang yang berkunjung ke
perpustakaan dan menggunakan layanan perpustakaan. Namun seiring dengan berkembangnya
fungsi dan manajemen perpustakaan maka istilah pemustaka lebih dikenal dengan
nama pengguna layanan informasi.
Dalam pemberian layanan informasi terhadap pengguna
kita harus memperhatikan kebutuhan dari pengguna tersebut. Sedangkan untuk
memenuhi target pemenuhan kebutuhan pengguna diperlukan beberapa hal dan
tahapan. Hal ini dilakukan untuk pencapaian secara maksimal terhadap apa yang
disediakan dan apa yang akan diakses oleh pengguna. Beberapa tahapan pemenuhan
kebutuhan pengguna tersebut diantara lain adalah :
1. Analisis
kebutuhan pengguna
Analisis disini diartikan sebagai pengamatan secara
ilmiah beberapa kebutuhan pengguna terkait informasi yang disadurkan. Pengamatan bisa dilakukan melalu beberapa cara
, yakni : observasi di lapangan, penyebaran angket, dan wawancara.
2. Pengumpulan
data dar Analisis
Setelah melakukan analisis terhadap pengguna maka
data yang diperoleh akan dijadikan sumber utama dalam menentukan langkah
pengumpulan informasi yang nantinya akan diberikan kembali kepada pengguna
layana Informasi.
3. Pemilihan
Sumber Informasi
Pemilihan sumber Informasi dilakukan berdasarkan
data kebutuhan yang sudah dikumpulkan. Dalam memilih sumber Informasi harus
benar-benar sesuai dengan data yang ada dengan tujuan terakses atau tidaknya
Informasi itu sendiri nantinya.
4. Penentuan
Jenis Koleksi dan Informasi
Dalam hal ini, jenis dan macam sangat berpengaruh
terhadap sikap pengguna. Baik sikap dalam menelusur / temu kembali informasi,
sikap dalam menggunakan informasi dan sikap pengimplementasian informasi yang
didapatkan.
Sikap yang dimaksud disinilah yang disebut dengan persepsi
pengguna terhadap suatu layanan. Beberapa fator yang mempengaruhi sikap atau persepsi
pengguna layana informasi menurut Milton
(1981) adalah :
a.
The Person
Perceived (diri yang diamati)
Setiap individu membuat penilaian terhadap sesuatu
yang diamati dengan memberikan perhatian.
b.
The Situation
(situasi)
Aspek dari situasi seseorang akan mempengaruhi
pengamatan terhadap suatu objek, situasi atau lainnya. Karenanya setiap
individu memiliki persepsi yang berbeda dalam mengamati suatu lingkungan.
c.
Perceiver (pemerhati)
Persepsi juga dipengaruhi oleh kondisi individu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan seseorang yang
cenderung mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan.
d.
Self Perception
(persepsi pribadi)
Sebelum mengamati perilaku orang lain seseorang
harus mengetahui bagaimana ia mengamati dirinya sendiri atau disebut dengan
konsep diri. Konsep diri dinyatakan sebagai gambaran mental mengenai pendapat
tentang diri sendiri. Hal itu yang nantinya akan mempengaruhi cara bereaksi,
berpikir, dan bertindak dengan cara tertentu yang nantinya akan membedakan
dirinya dengan orang lain.
e.
Self Perception
and Perceiving Other (persepsi di dan pengamatan terhadap
orang lain)
Dengan mengetahui keadaan diri sendiri maka akan
memudahkan kita untuk memahami orang lain nantinya. Bila seseorang mampu
menerima keadaan dirinya sendiri maka ia cenderung akan dapat menilai
aspek-aspek positif dari orang lain.
f.
Personal
Characteristic (karakteristik Pribadi)
Karakteristik pribadi seseorang akan mempengaruhi
sesuatu yang diamati. Kategori yang digunakan dalam melukiskan orang lain,
cenderung digunakan pula dalam menggambarkan diri sendiri.
Dari beberapa fator secara teoristis diata maka
dalam pembahasan ini pemakalah mengelompokkan beberapa faktor pemici terjadinya
perbedaan kebutuhan pengguna Layanan Multimedia menjadi berikut ini :
1. Faktor
Internal :
Faktor Internal merupakan Faktor yang berasal dari
dalam individu itu sendiri. Faktor inilah yang nantinya akan menentukan
pengungkapan secara terperinci tentang apa yang diinginkan oleh individu itu
sendiri. Dengan memahami diri sendiri dan apa yang dibutuhkan maka akan
mempermudah suatu pewujudannya.
2. Faktor
Eksternal :
Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari
luar individu pengguna. Yakni segala hal yang ada didalam pelayanan Multimedia
itu sendiri. Seperti misalnya ketersediaan koleksi dan sarana prasarana lain
yang memicu pengguna mengungkapkan apa yang dia butuhkan secara berkelanjutan.
Berbicara tentang kebutuhan maka pemakalah akan
menajabarkan segala macam dan beberapa hal yang terkait dengan kebutuhan
seseorang terhadap sesuatu. Sejalan dengan dua teori ketuhan terdahulu, Alferder mengelompokkan kebutuhan menjadi tiga
kelompok, yaitu :
(1) kebutuhan keberadaan yang berkaitan dengan
kebutuhan untuk bisa tetap bertahan hidup seperti halnya kebutuhan untuk tetap
dapat makan, minum, tempat tinggal, pakaian dan sebagainya seperti halnya
kebutuhan fisiologisnya
(2) Kebutuhan berhubungan yang merupakan kebutuhan
yang berkaitan dengan kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan hidup dan
juga lingkungan kerja dan ;
(3) Kebutuhan berkembang yang merupakan kebutuhan
yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari seseorang untuk mengembangkan
dirinya. (Thoha, 2004:233)
Pada sisi lain Mc Clelland (Mangkunegara, 2004:97)
menyebutkan juga adanya tiga kebutuhan manusia, yaitu :
(1) Need for achievement,
yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan
tanggung jawab untuk pemecahan masalah;
(2) Need for affiliation,
yaitu kebutuhan untuk berafiliasi atau bergabung dan bercampur dengan orang
lain yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa
merugikan orang lain dan;
(3) Need for power, yaitu
kebutuhan untuk mimiliki kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk
mencari otoritas dan memiliki pengaruh terhadap orang lain.
Dari teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan
bahwa kebutuhan merupakan dasar yang sangat fundamental bagi perilaku
seseorang. Karena itu jika kebutuhan seseorang tidak terpenuhi cenderung untuk
malas bekerja, sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi maka seseorang akan
memiliki gairah kerja bahkan dengan semangat yang lebih tinggi.
Sedangkan secara global kebutuhan pengguna terhadap
layanan multimedia perlu diperhatikan karena bagi sebagian besar pengguna
Pelayanan Multimdia sangat berpengaruh terhadap emmenuhi kebutuhan akan
Informasinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pentingnya layanan Multiedia di
perpustakaan adalah:
1.
Koleksi
multimedia dapat dipakai sebagai salah satu alat yang sangat membantu dalam meningkatkan
keunggulan bersaing di era pasar global. Tuntutan zaman dan gejolak pengguna
jasa perpustakaan saat ini telah ditandai dengan keinginan untuk dilayani serba
cepat, tepat, dan instan, tidak saja dalam format alfanumerik tapi juga grafik,
citra, suara, dan video secara interaktif.
2.
Multimedia
segera menjadi ketrampilan dasar yang sama pentingnya dengan ketrampilan membaca.
Artinya bahwa koleksi multimedia menjadikan kegiatan membaca itu lebih dinamis
dengan memberikan dimensi baru pada kata-kata.
3.
Mudah digunakan
dan variatif. Dalam hal penyampaian makna, kata-kata dalam aplikasi multimedia
dapat menjadi pemicu yang dapat digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa
suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia melakukan halini bukan hanya
dengan menyediakan lebih banyak teks melainkan juga menghidupkan teks dengan meyertakan
bunyi, gambar, musik, animasi, dan video
4.
Mudah dalam
retrieval suatu dokumen maupun isi dokumen karena dilengkapi opsi pencari kata
dan idex search. Misalnya untuk menemukan halaman tertentu yang diperlukan dari
suatu dokumen yang tebal, atau bahkan keseluruhan isi dokumen tertentu, kita
hanya perlu mengetikkan satu kata kuncinya saja, baik tentang satu ataupun
beberapa topik. Disamping itu juga koleksi multimedia dapat menunjukkan acuan
bukan hanya ke topik yang tercantum dalam dokumen tersebut namun juga ke
dokumen-dokumen lain dan semua dokumen yang terhubung dengan dokumen tersebut.
5.
Koleksi
multimedia menggunakan link yang memungkinkan pengguna menelusuri jagad
informasi yang saling terhubung dengan sangat cepat, setara dengan kecepatan
cahaya (karena menggunkan gelombang elektromagnetik)
C. Strategi Pelayanan Multimedia Sesuai Kebutuhan
Pengguna
Setelah adanya penjabaran kebutuhan pengguna
terhadap layanan multimedia di perpustakaan seperti yang sudah tertulis diatas,
maka perlu adanya strategi pemenuhan kebutuhan pengguna terkait hal tersebut. Dalam
memenuhi kebutuhan pengguna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
desain pengadaan di layanan Multimedia suatu perpustakaan, yakni :
1. Mengidentifikasi
masalah yang ada dalam pengembangan koleksi, yaitu melakukan analisis terhadap
biaya, informasi, keamanan sistem dan koleksi, efisiensi, dan pelayanan terhadap
pengguna.
2. Mengidentifikasi
penyebab masalah dan menentukan keputusan. Setelah mengetahui masalah- masalah
yang timbul dalam pengembangan koleksi multimedia, kemudian mengidentifikasi
penyebabnya dan kemudian mengambil keputusan yang tepat dalam pengembangan
koleksi.
3. Mengidentifikasi
pengguna. Setiap peran dan kepentingan pengguna dalam memanfaatkan koleksi
multimedia harus difahami. Mereka yang benar-benar menggunakan koleksi dan
mereka yang hanya dipengaruhi oleh koleksi multimedia tersebut.
4. Melakukan
observasi lapangan. Untuk mengetahui dan membandingkan surveyor yang dianggap
paling mampu untuk bekerjasama dalam pengembangan koleksi multimedia sesuai
tujuan dan kemampuan perpustakaan.
5. Melakukan
langkah pengembangan koleksi multimedia secara terstruktur sesuai rencana dan
tujuan yang hendak dicapai.
Selain hal tersebut diatas beberapa hal spesifik
yang harus dilakukan demi perubahan baik dalam suatu layanan Multimedia
perpustakaan adalah :
1. Perlu
ruang khusus dan tempat khusus dalam penyimpanan koleksi,
2. Pengaturan
suhu dalam ruangan harus tepat dan stabil untuk menghindari kerusakan pada
koleksi dan perangkat pendukung-nya,
3. Tempat
penyimpanan koleksi dan ruang koleksi harus selalu bersih dan terhindar dari
debu,
4. Perlu
pengelola dan petugas yang faham betul tentang koleksi multimedia dan seluk
beluknya,
5. Harus
dipastikan untuk selalu melakukan shutdown pada sistem operasi sebelum power
switch dimatikan. Hal ini penting untuk melindungi cacat pada hard drive yang
disebabkan oleh kontak antara head pada hard drive dengan permukaan drive disc,
dan juga menghindari kehilangan data-data penting. Pengecualian adalah ketika
komputer dilock dan hard-drive tidak berjalan. Pada situasi ini komputer dapat
dimatikan tanpa ada efek membahayakan pada hard drive.
6. Harus
diusahakan untuk selalu memback-up data yang sangat penting ke dalam sedikitnya
dua physical drive yang terpisah. Jadi backup data bisa dilakukan ke floppy,
zip disks, CD-RW, dll.
7. Untuk
menjalankan Scandisk dan Defragment harus dilakukan minimal sekali dalam satu
bulan. Hal ini berguna agar hard drive tetap dalam kondisi baik dan menghindari
terjadinya crash,
8. Harus
diusahakan untuk menyisakan minimal 100 MB pada drive C: untuk digunakan oleh
sistem operasi. Jika tidak, sistem operasi akan men-delete data-data pada
hard-drive, atau sistem operasi menjadi sangat lambat. gunakan add/delete untuk
mendelete program yang tidak lagi digunakan.
9. Jangan
membiarkan banyak program di-load saat men-start komputer. program-program
tersebut
10.
Menggunakan
memori yang banyak sehingga membuat komputer menjadi lambat
11.
Harus selalu
melakukan pengecekan virus secara rutin,
BAB
III
PENUTUP
- Kesimpulan
Dari uraian diatas maka
dapat kita simpulkan bahwa perpustakaan yang pada mulanya merupakan lembaga
yang hanya melengkapi fungsinya terhadap ketersediaan koleksi dan kebutuhan
pengguna secara terbatas serta terpaku pada koleksi-koleksi yang tersedia.
Sekarang perpustakaan mulai menambah produknya menjadi beberapa sub fungsi.
Perkembangan ini meliputi produk layanan dan beberapa program perpustakaan.
Dengan adanya perkembangan produk layanan dan program membuatn perpustakaan
meningkatkan sistem kerjanya. Sehingga tidak hanya berpusat terhadap
keterbatasan koleksi saja namun justru berpusat pada kebutuhan pengguna akan
Informasi yang ada.
Dalam upaya
memepertahankan eksistensi dan menanggulangi melemahnya fungsi Perpustakaan
setelah adanya Internet yang menyediakan pangkalan akses data secara free dan
cepat, maka perpustakaan membangun adanya Layanan baru yakni Layanan Multimedia
Corner yang didalamnya meliputi gabungan dari beberapa media yang kemudian
dimanfaatkan oleh pengguna dalam menelusur Informasi. Selain itu tersedianya
koleksi Multimedia yang lebih efisien disadur dan dijadikan rujukan oleh para
pengguna pula.
Adanya evaluasi kebutuhan
pengguna terhadap layanan multimedia membuat suatu perpstakaan terus
meningkatkan pelayanan dan mutunya agar kebutuhan pengguna akan informasi
terpenuhi secara maksimal.
- Saran
Dengan mengetahui
kebutuhan pengguna yang ada maka perpustakaan harus menerapkan berbagai macam
strategi pelayanan multimedia di perpustakaan itu sendiri. Hal tersebut dapat
ditinjau dari : (1) Ketersediaan ruangan yang memadai; (2) Ketersediaan koleksi
yang dibutuhkan; dan (3) Adanya sarana prasarana yang mendukung untuk digunakan
akses atau temu kembali informasi dan sebagainya.
Dengan terpenuhinya hal
tersebut diatas diharapkan pengguna sebaiknya mampu menggunakan pelayanan
dengan baik pula.
DAFTAR
PUSTAKA
Azwar, Saifuddin. 2000.
Sikap Manusia: Teori dan
Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Kartono, Kartini, 1991.
Psikologi Sosial untuk
Manajemen, Perusahaan dan Industri. Jakarta: Rajawali.
Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: Indeks.
Proboyekti, Umi. 2009. Pemahaman
Permasalahan dan Kebutuhan Informasi. http://docs.google.com/viewer?a=v&q=cache:DC2sQR_u1KAJ:lecturer.ukdw.ac.id/othie/Cari_Topik.pdf+kebutuhan+informasi&hl=id&gl=id&sig=AHIEtbT4SAv7IDmdKSXY9NKrjDM9k7BiBg. diakses
tanggal 8 April 2013
Soelistyo-Basuki.
1995. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sutarno NS.
2006. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar