Welcome to KID'Z Land

Kamis, 23 Mei 2013

KEBUTUHAN PENGGUNA TERHADAP LAYANAN MULTIMEDIA CORNER DI PERPUSTAKAAN

KEBUTUHAN PENGGUNA TERHADAP LAYANAN MULTIMEDIA CORNER DI PERPUSTAKAAN
  ( Bangkit Pradanaatmaja - UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2013)


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial. Untuk terus bertahan hidup manusia membutuhkan komunikasi dengan sesama sebagai alat penyampaian pendapat, ide, dan gagasan dari masing-masing individu. Selain komunikasi, manusia juga membutuhkan informasi sebagai sarana pelengkap ilmu pengetahuan.Untuk menemukan informasi kita dapat melakukan beberapa cara dan menggunakan berbagai layanan.
Pada jaman dahulu perpustakaan merupakan sebuah tempat yang menyeramkan sehingga jarang dikunjungi oleh orang. Kebanyakan dari mereka berpikir perpustakaan tempat yang membosankan dan sangatlah rumit aturannya. Mencari informasi pun sangat sulit karena terkekang aturan-aturan yang rumit tersebut. Namun seiring perkembangan jaman, teknologi juga ikut berkembang dengan pesat. Tidak dapat dipungkiri efek tersebut juga berpengaruh terhadap keberadaan perpustakaan sebagai pusat pencarian informasi.
Perkembangan teknologi yang pesat tersebut dipengaruhi oleh satu hal, yaitu internet. Keberadaan internet sangatlah membantu memenuhi kebutuhan manusia akan informasi karena fungsi internet sebagai pangkalan data menyediakan banyak situs-situs, data-data, dan informasi dalam jumlah yang tidak terbatas. Sudah tentu hal ini mematikan fungsi dari perpustakaan sendiri sebagai pusat informasi karena aturan yang dianggap mengekang kebebasan dari pengguna sendiri.
Dengan adanya itu semua maka perpustakaan haruslah melakukan revolusi agar tidak hilang dan tetap eksis sebagai pusat pencarian informasi. Keberadaan perpustakaan akan tetap diakui jika adanya perubahan dari semua segi. Misalnya dengan adanya multimedia corner yang bisa memuaskan kebutuhan pengguna akan layanan multimedia. Layanan ini dikhususkan untuk bahan-bahan multimedia yang dibutuhkan oleh para pengguna.
Untuk itulah evaluasi kebutuhan pengguna terhadap layanan multimedia sangatlah penting untuk lebih tahu sejauh mana pentingnya layanan tersebut di mata para pengguna agar perpustakaan tetap dipercaya sebagai pusat pencarian informasi yang tepat dan akurat.

B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka beberapa masalah muncul dan dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan layanan multimedia dan bagaimana perannya?
2.      Bagaimana kebutuhan pengguna terhadap ketersediaan layanan multimedia?
3.      Bagaimana mengatur strategi pelayanan multimedia yang sesuai dengan kebutuhan pengguna?

C.      Tujuan Penulisan
Dengan adanya penulisan ini bertujuan untuk :
1.      Mengetahui perkembangan paradigma perpustakaan dan ruang lingkup layanan Multimedia Corner di Perpustakaan.
2.      Mengetahui kebutuhan pengguna terkait layanan multimedia.
3.      Memaparkan Srategi pelayanan multimedia yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.




















BAB II
PEMBAHASAN

A.      Paradigma Perpustakaan Dan Peran Layanan Multimedia
Menurut Sutarno NS (2008 : 164), “Perpustakaan adalah unit kerja yang mengelola koleksi dan informasi untuk dipergunakan masyarakat pemakai”. Sedangkan Yusup mendefinisikan perpustakaan sebagai tempat terkumpulnya sumber informasi terekam yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat dimanfaatkan secara berulang bagi generasi yang akan datang (1999 : 28).
Lalu dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa “perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi bagi para pemustaka”.
Dari beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa perpustakaan merupakan penyedia jasa dan layanan Informasi yang memiliki konsep manajemen dan strategi pengolahan serta pembublikasian Informasi yang jelas dengan tujuan mencapai atau memenuhi kebutuhan pengguna Informasi. Pada era dulu  perpustakaan hanya melengkapi fungsinya terhadap ketersediaan koleksi dan kebutuhan pengguna secara terbatas serta terpaku pada koleksi-koleksi yang tersedia.
Seiring dengan berkembangnya tehnologi dan Ilmu Pengetahuan, maka perpustakaan mulai menambah produknya menjadi beberapa sub fungsi. Perkembangan ini meliputi produk layanan dan beberapa program perpustakaan. Dengan adanya perkembangan produk layanan dan program membuatn perpustakaan meningkatkan sistem kerjanya. Sehingga tidak hanya berpusat terhadap keterbatasan koleksi saja namun justru berpusat pada kebutuhan pengguna akan Informasi yang ada. Perubahan inilah yang melahirkan layanan terbaru perpustakaan yang sekarang masih jarang digunakan perpustakaan lain dalam tujuan meningkatkan eksistensi perpustakaannya sendiri. Layanan tersebut adalah berupa Layanan Multimedia Corner.
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia secara Umum Media berarti suatu alat, perantara atau penghubung. Sesuai dengan namanya “multimedia” dapat diterjemahkan secara singkat yakni lebih dari satu alat / banyak alat. Alat atau media yang digunakan tersebut yang akan dipilih nantinya untuk dapat bekerja dengan media lain dalam satu kesatuan yang harmonis.
Dengan kata lain, pelayanan multimedia yang diberikan oleh perpustakaan dapat diartikan sebagai sebuah layanan khusus yang didalamnya memuat beberapa media pemenuh kebutuhan Informasi. Media yang dimaksud disini adalah media yang pada umumnya memang diberikan oleh perpustakaan kepada pengguna yakni berupa koleksi, ketersediaan alat multimedia dan pelayanan lain dari pustakawan yang bertugas di pelayanan multimedia.
Ditinjau dari segi Koleksi serta ditinjau dari tulisan Leni Ida Rotua yang menyebutkan bahwa : Multimedia adalah penggunaan komputer untuk menyajikan dan menggabungkan teks, suara, gambar, animasi dan video dengan alat bantu (tool) dan koneksi (link) sehingga pengguna dapat melakukan navigasi, berinteraksi, berkarya dan berkomunikasi. Maka Layanan Multimedia memiliki beragam jenis koleksi. Secara garis besar koleksi tersebut tergolong menjadi :
a.       Rekaman suara, yaitu bahan pustaka dalam bentuk pita kaset dan piringan hitam. Sebagai contoh untuk koleksi perpustakaan adalah buku pelajaran bahasa Inggris yang dikombinasikan dengan pita kaset.
b.      Gambar hidup dan rekaman video, yang termasuk dalam bentuk ini adalah film dan kaset video. Kegunaannya selain yang bersifat rekreasi juga dipakai untuk pendidikan. Misalnya untuk pendidikan pemakai, dalam hal ini bagaimana mencari  bahan pustaka di perpustakaan.
c.       Bahan grafika, ada dua tipe bahan grafika yaitu bahan pustaka yang dapat dilihat langsung (misalnya lukisan, bagan, foto, gambar teknik dan sebagainya) dan yang harus dilihat dengan bantuan alat (misalnya slide, transparasi, dan filmstrip)
d.      Bahan kartografi, yang termasuk ke dalam jenis ini adalah peta, atlas, bola dunia, foto udara dan sebagainya.
Selain koleksi layanan yang diberikan dalam Layanan Multimedia bisa berupa beberapa alat/media pendukung penelusuran Informasi. Beberapa sarana yang dapat diwujudkan tidak lain adalah adanya seperangkat Komputer yang terhubung dengan jaringan. Hal ini diperlukan karena dengan adanya sarana Komputer yang sudah terhubung dengan jaringan maka pengguna dapat menunjang penelusuran Informasi terhadap koleksi. Komputer tersebut juga dapat digunakan sebagai sarana temu kembali Informasi yang sudah ada. Dengan adanya komputer yang sudah terhubung baik dengan Jaringan maka hal ini tidak akan melemahkan fungsi perpustakaan dalam menunjang penelusuran informasi berlanjut terhadap koleksi yang tersedia.
Selain itu adanya media lain seperti ruang multimedia. Ruang multimedia disini diartikan sebagai auditorium khusus yang digunakan untuk melihat secara berlanjut dari koleksi multimedia yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata. Seperti contohnya Mikrofilm, Film Dokumenter, Animasi Digital, dan bahan rujukan berbasis multimedia lain yang memerlukan media lain dalam meninjaunya.

B.       Kebutuhan Pengguna Terkait Pelayanan Multimedia
Psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari gejala kejiwaan, sehingga psikologi awal mulanya adalah pengetahuan tentang jiwa manusia. Dalam kajian ini, psikologi diartikan sebagai segala hal yang mencakup tentang keadaan jiwa dan perilaku seseorang. Seseorang dalam kajian ini dikhususkan kepada pengguna layanan di Perpustakaan atau disebut dengan pemustaka. Pada mulanya pemustaka adalah orang yang berkunjung ke perpustakaan dan menggunakan layanan perpustakaan. Namun seiring dengan berkembangnya fungsi dan manajemen perpustakaan maka istilah pemustaka lebih dikenal dengan nama pengguna layanan informasi.
Dalam pemberian layanan informasi terhadap pengguna kita harus memperhatikan kebutuhan dari pengguna tersebut. Sedangkan untuk memenuhi target pemenuhan kebutuhan pengguna diperlukan beberapa hal dan tahapan. Hal ini dilakukan untuk pencapaian secara maksimal terhadap apa yang disediakan dan apa yang akan diakses oleh pengguna. Beberapa tahapan pemenuhan kebutuhan pengguna tersebut diantara lain adalah :
1.      Analisis kebutuhan pengguna
Analisis disini diartikan sebagai pengamatan secara ilmiah beberapa kebutuhan pengguna terkait informasi yang disadurkan.  Pengamatan bisa dilakukan melalu beberapa cara , yakni : observasi di lapangan, penyebaran angket, dan wawancara.
2.      Pengumpulan data dar Analisis
Setelah melakukan analisis terhadap pengguna maka data yang diperoleh akan dijadikan sumber utama dalam menentukan langkah pengumpulan informasi yang nantinya akan diberikan kembali kepada pengguna layana Informasi.
3.      Pemilihan Sumber Informasi
Pemilihan sumber Informasi dilakukan berdasarkan data kebutuhan yang sudah dikumpulkan. Dalam memilih sumber Informasi harus benar-benar sesuai dengan data yang ada dengan tujuan terakses atau tidaknya Informasi itu sendiri nantinya.
4.      Penentuan Jenis Koleksi dan Informasi
Dalam hal ini, jenis dan macam sangat berpengaruh terhadap sikap pengguna. Baik sikap dalam menelusur / temu kembali informasi, sikap dalam menggunakan informasi dan sikap pengimplementasian informasi yang didapatkan.
Sikap yang dimaksud disinilah yang disebut dengan persepsi pengguna terhadap suatu layanan. Beberapa fator yang mempengaruhi sikap atau persepsi pengguna layana informasi menurut  Milton (1981) adalah :
a.         The Person Perceived (diri yang diamati)
Setiap individu membuat penilaian terhadap sesuatu yang diamati dengan memberikan perhatian.
b.        The Situation (situasi)
Aspek dari situasi seseorang akan mempengaruhi pengamatan terhadap suatu objek, situasi atau lainnya. Karenanya setiap individu memiliki persepsi yang berbeda dalam mengamati suatu lingkungan.
c.         Perceiver (pemerhati)
Persepsi juga dipengaruhi oleh kondisi individu. Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah kebutuhan seseorang yang cenderung mengarahkan perhatiannya pada hal-hal yang dapat memenuhi kebutuhan.
d.        Self Perception (persepsi pribadi)
Sebelum mengamati perilaku orang lain seseorang harus mengetahui bagaimana ia mengamati dirinya sendiri atau disebut dengan konsep diri. Konsep diri dinyatakan sebagai gambaran mental mengenai pendapat tentang diri sendiri. Hal itu yang nantinya akan mempengaruhi cara bereaksi, berpikir, dan bertindak dengan cara tertentu yang nantinya akan membedakan dirinya dengan orang lain.


e.         Self Perception and Perceiving Other (persepsi di dan pengamatan terhadap orang lain)
Dengan mengetahui keadaan diri sendiri maka akan memudahkan kita untuk memahami orang lain nantinya. Bila seseorang mampu menerima keadaan dirinya sendiri maka ia cenderung akan dapat menilai aspek-aspek positif dari orang lain.
f.         Personal Characteristic (karakteristik Pribadi)
Karakteristik pribadi seseorang akan mempengaruhi sesuatu yang diamati. Kategori yang digunakan dalam melukiskan orang lain, cenderung digunakan pula dalam menggambarkan diri sendiri.
Dari beberapa fator secara teoristis diata maka dalam pembahasan ini pemakalah mengelompokkan beberapa faktor pemici terjadinya perbedaan kebutuhan pengguna Layanan Multimedia menjadi berikut ini :
1.      Faktor Internal :
Faktor Internal merupakan Faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri. Faktor inilah yang nantinya akan menentukan pengungkapan secara terperinci tentang apa yang diinginkan oleh individu itu sendiri. Dengan memahami diri sendiri dan apa yang dibutuhkan maka akan mempermudah suatu pewujudannya.
2.      Faktor Eksternal :
Faktor Eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu pengguna. Yakni segala hal yang ada didalam pelayanan Multimedia itu sendiri. Seperti misalnya ketersediaan koleksi dan sarana prasarana lain yang memicu pengguna mengungkapkan apa yang dia butuhkan secara berkelanjutan.
Berbicara tentang kebutuhan maka pemakalah akan menajabarkan segala macam dan beberapa hal yang terkait dengan kebutuhan seseorang terhadap sesuatu. Sejalan dengan dua teori ketuhan terdahulu,  Alferder mengelompokkan kebutuhan menjadi tiga kelompok, yaitu :
(1)       kebutuhan keberadaan yang berkaitan dengan kebutuhan untuk bisa tetap bertahan hidup seperti halnya kebutuhan untuk tetap dapat makan, minum, tempat tinggal, pakaian dan sebagainya seperti halnya kebutuhan fisiologisnya
(2)       Kebutuhan berhubungan yang merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan kepuasan dalam berinteraksi dalam lingkungan hidup dan juga lingkungan kerja dan ;
(3)       Kebutuhan berkembang yang merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan keinginan intrinsik dari seseorang untuk mengembangkan dirinya. (Thoha, 2004:233)
Pada sisi lain Mc Clelland (Mangkunegara, 2004:97) menyebutkan juga adanya tiga kebutuhan manusia, yaitu :
(1)     Need for achievement, yaitu kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung jawab untuk pemecahan masalah;
(2)     Need for affiliation, yaitu kebutuhan untuk berafiliasi atau bergabung dan bercampur dengan orang lain yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang lain tanpa merugikan orang lain dan;
(3)     Need for power, yaitu kebutuhan untuk mimiliki kekuasaan yang merupakan refleksi dari dorongan untuk mencari otoritas dan memiliki pengaruh terhadap orang lain.
Dari teori-teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kebutuhan merupakan dasar yang sangat fundamental bagi perilaku seseorang. Karena itu jika kebutuhan seseorang tidak terpenuhi cenderung untuk malas bekerja, sebaliknya jika kebutuhannya terpenuhi maka seseorang akan memiliki gairah kerja bahkan dengan semangat yang lebih tinggi.
Sedangkan secara global kebutuhan pengguna terhadap layanan multimedia perlu diperhatikan karena bagi sebagian besar pengguna Pelayanan Multimdia sangat berpengaruh terhadap emmenuhi kebutuhan akan Informasinya. Beberapa faktor yang mempengaruhi pentingnya layanan Multiedia di perpustakaan adalah:
1.         Koleksi multimedia dapat dipakai sebagai salah satu alat yang sangat membantu dalam meningkatkan keunggulan bersaing di era pasar global. Tuntutan zaman dan gejolak pengguna jasa perpustakaan saat ini telah ditandai dengan keinginan untuk dilayani serba cepat, tepat, dan instan, tidak saja dalam format alfanumerik tapi juga grafik, citra, suara, dan video secara interaktif.
2.         Multimedia segera menjadi ketrampilan dasar yang sama pentingnya dengan ketrampilan membaca. Artinya bahwa koleksi multimedia menjadikan kegiatan membaca itu lebih dinamis dengan memberikan dimensi baru pada kata-kata.
3.         Mudah digunakan dan variatif. Dalam hal penyampaian makna, kata-kata dalam aplikasi multimedia dapat menjadi pemicu yang dapat digunakan memperluas cakupan teks untuk memeriksa suatu topik tertentu secara lebih luas. Multimedia melakukan halini bukan hanya dengan menyediakan lebih banyak teks melainkan juga menghidupkan teks dengan meyertakan bunyi, gambar, musik, animasi, dan video
4.         Mudah dalam retrieval suatu dokumen maupun isi dokumen karena dilengkapi opsi pencari kata dan idex search. Misalnya untuk menemukan halaman tertentu yang diperlukan dari suatu dokumen yang tebal, atau bahkan keseluruhan isi dokumen tertentu, kita hanya perlu mengetikkan satu kata kuncinya saja, baik tentang satu ataupun beberapa topik. Disamping itu juga koleksi multimedia dapat menunjukkan acuan bukan hanya ke topik yang tercantum dalam dokumen tersebut namun juga ke dokumen-dokumen lain dan semua dokumen yang terhubung dengan dokumen tersebut.
5.         Koleksi multimedia menggunakan link yang memungkinkan pengguna menelusuri jagad informasi yang saling terhubung dengan sangat cepat, setara dengan kecepatan cahaya (karena menggunkan gelombang elektromagnetik)

C.      Strategi Pelayanan Multimedia Sesuai Kebutuhan Pengguna
Setelah adanya penjabaran kebutuhan pengguna terhadap layanan multimedia di perpustakaan seperti yang sudah tertulis diatas, maka perlu adanya strategi pemenuhan kebutuhan pengguna terkait hal tersebut. Dalam memenuhi kebutuhan pengguna, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam desain pengadaan di layanan Multimedia suatu perpustakaan, yakni :
1.    Mengidentifikasi masalah yang ada dalam pengembangan koleksi, yaitu melakukan analisis terhadap biaya, informasi, keamanan sistem dan koleksi, efisiensi, dan pelayanan terhadap pengguna.
2.    Mengidentifikasi penyebab masalah dan menentukan keputusan. Setelah mengetahui masalah- masalah yang timbul dalam pengembangan koleksi multimedia, kemudian mengidentifikasi penyebabnya dan kemudian mengambil keputusan yang tepat dalam pengembangan koleksi.
3.    Mengidentifikasi pengguna. Setiap peran dan kepentingan pengguna dalam memanfaatkan koleksi multimedia harus difahami. Mereka yang benar-benar menggunakan koleksi dan mereka yang hanya dipengaruhi oleh koleksi multimedia tersebut.
4.    Melakukan observasi lapangan. Untuk mengetahui dan membandingkan surveyor yang dianggap paling mampu untuk bekerjasama dalam pengembangan koleksi multimedia sesuai tujuan dan kemampuan perpustakaan.
5.    Melakukan langkah pengembangan koleksi multimedia secara terstruktur sesuai rencana dan tujuan yang hendak dicapai.
Selain hal tersebut diatas beberapa hal spesifik yang harus dilakukan demi perubahan baik dalam suatu layanan Multimedia perpustakaan adalah :
1.    Perlu ruang khusus dan tempat khusus dalam penyimpanan koleksi,
2.    Pengaturan suhu dalam ruangan harus tepat dan stabil untuk menghindari kerusakan pada koleksi dan perangkat pendukung-nya,
3.    Tempat penyimpanan koleksi dan ruang koleksi harus selalu bersih dan terhindar dari debu,
4.    Perlu pengelola dan petugas yang faham betul tentang koleksi multimedia dan seluk beluknya,
5.    Harus dipastikan untuk selalu melakukan shutdown pada sistem operasi sebelum power switch dimatikan. Hal ini penting untuk melindungi cacat pada hard drive yang disebabkan oleh kontak antara head pada hard drive dengan permukaan drive disc, dan juga menghindari kehilangan data-data penting. Pengecualian adalah ketika komputer dilock dan hard-drive tidak berjalan. Pada situasi ini komputer dapat dimatikan tanpa ada efek membahayakan pada hard drive.
6.    Harus diusahakan untuk selalu memback-up data yang sangat penting ke dalam sedikitnya dua physical drive yang terpisah. Jadi backup data bisa dilakukan ke floppy, zip disks, CD-RW, dll.
7.    Untuk menjalankan Scandisk dan Defragment harus dilakukan minimal sekali dalam satu bulan. Hal ini berguna agar hard drive tetap dalam kondisi baik dan menghindari terjadinya crash,
8.    Harus diusahakan untuk menyisakan minimal 100 MB pada drive C: untuk digunakan oleh sistem operasi. Jika tidak, sistem operasi akan men-delete data-data pada hard-drive, atau sistem operasi menjadi sangat lambat. gunakan add/delete untuk mendelete program yang tidak lagi digunakan.
9.    Jangan membiarkan banyak program di-load saat men-start komputer. program-program tersebut
10.                        Menggunakan memori yang banyak sehingga membuat komputer menjadi lambat
11.                        Harus selalu melakukan pengecekan virus secara rutin,




BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat kita simpulkan bahwa perpustakaan yang pada mulanya merupakan lembaga yang hanya melengkapi fungsinya terhadap ketersediaan koleksi dan kebutuhan pengguna secara terbatas serta terpaku pada koleksi-koleksi yang tersedia. Sekarang perpustakaan mulai menambah produknya menjadi beberapa sub fungsi. Perkembangan ini meliputi produk layanan dan beberapa program perpustakaan. Dengan adanya perkembangan produk layanan dan program membuatn perpustakaan meningkatkan sistem kerjanya. Sehingga tidak hanya berpusat terhadap keterbatasan koleksi saja namun justru berpusat pada kebutuhan pengguna akan Informasi yang ada.
Dalam upaya memepertahankan eksistensi dan menanggulangi melemahnya fungsi Perpustakaan setelah adanya Internet yang menyediakan pangkalan akses data secara free dan cepat, maka perpustakaan membangun adanya Layanan baru yakni Layanan Multimedia Corner yang didalamnya meliputi gabungan dari beberapa media yang kemudian dimanfaatkan oleh pengguna dalam menelusur Informasi. Selain itu tersedianya koleksi Multimedia yang lebih efisien disadur dan dijadikan rujukan oleh para pengguna pula.
Adanya evaluasi kebutuhan pengguna terhadap layanan multimedia membuat suatu perpstakaan terus meningkatkan pelayanan dan mutunya agar kebutuhan pengguna akan informasi terpenuhi secara maksimal.

  1. Saran
Dengan mengetahui kebutuhan pengguna yang ada maka perpustakaan harus menerapkan berbagai macam strategi pelayanan multimedia di perpustakaan itu sendiri. Hal tersebut dapat ditinjau dari : (1) Ketersediaan ruangan yang memadai; (2) Ketersediaan koleksi yang dibutuhkan; dan (3) Adanya sarana prasarana yang mendukung untuk digunakan akses atau temu kembali informasi dan sebagainya.
Dengan terpenuhinya hal tersebut diatas diharapkan pengguna sebaiknya mampu menggunakan pelayanan dengan baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, Saifuddin. 2000. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Kartono, Kartini, 1991. Psikologi Sosial untuk Manajemen, Perusahaan dan Industri. Jakarta: Rajawali.

Nuryanti, Lusi. 2008. Psikologi Anak. Jakarta: Indeks.


Soelistyo-Basuki. 1995. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sutarno NS. 2006. Perpustakaan Dan Masyarakat. Jakarta: Sagung Seto.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Flame